Senin, 29 Oktober 2012
Apresiasi Drama Dokter dan Perawat
Drama adalah sebuah genre sastra penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada.
Aristoteles mendeskripsikan bahwa drama adalah tiruan atas lakuan (the imitation of an act).Hal ini dapat diartikan juga bahwa drama adalah sebuah tiruan dari kehidupan manusia yang kemudian dilakonkan dalam sebuah drama.
Anatomi sastra drama terdiri atas :
1. PEMBABAGAN
Sebagian besar drama terdiri dari babak-babak.pembagian ke dalam babak didasarkan pada alasan-alasan tertentu yang kuat.pada drama ini terdiri dari 2 babak dan babak pertama pada drama ini berada di ruang pasien.hal ini dibuktikan pada kutipan drama pada babak pertama :
BABAK 1
(Dokter dan perawat masuk membawa marco melalui penonton).
(1)Perawat : “Maaf dok, kenapa diruangan ini sangat gelap.?”
(2) Dokter : “Mungkin pak satpam lupa menyalakan lampu, karena akhir-akhir ini banyak maling yg
berkeliaran didaerah sini.”
(3 )Perawat : “Occ,,begitu ya. Tapi bukankah tempat ini sangat ditakuti orang banyak?”
(4) Dokter : “Iya,(kata dokter). Tapi tidak semua orang takut kegelapan. Sudah…tidak usah banyak
Tanya.”
(merekapun menuju sebuah kursi yang sudah disediakan).
Adegan :merupakan bagian dari babakyang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa brhubungan dengan datang perginya seorang atau lebih tokoh cerita di atas pentas.pada drama ini babak pertama terdiri dari 2 adegan sedangkan babak kedua terdiri dari 3 adegan.hal ini dibuktikan dengan adanya oleh perubahan peristiwa datang dan perginya antar tokoh seperti dokter dengan peraeat lalu datang lagi perawat 1.hal ini di buktikan pada kutipan drama adegan 1 yaitu:
(1)Perawat : “Maaf dok, kenapa diruangan ini sangat gelap.?”
(2)Dokter : “Mungkin pak satpam lupa menyalakan lampu, karena akhir-akhir ini banyak maling yg
berkeliaran didaerah sini.”
(3)Perawat : “Occ,,begitu ya. Tapi bukankah tempat ini sangat ditakuti orang banyak?”
(4)Dokter : “Iya,(kata dokter). Tapi tidak semua orang takut kegelapan. Sudah…tidak usah banyak
Tanya.”
2. PROLOG
Berarti pembukaan atau peristiwa pendahuluan yang diucapakan pemeran utama dalam sandiwara.prolog merupakan salah satu sarana penyampaian berdaya guna.pada drama ini terdapat prolog, hal ini di buktikan pada kutipan :
Diawali sebuah musik. Disusul cahaya dibelakang layar yang membentuk sebuah ruang dengan menggunakan visual ruang di bantu dengan menggunakan LCD di belakang layar. Sehingga terbentuk sebuah jalan dimensi. Tak lupa menggunakan cahaya ultra violet. Sehingga sosok yang bermain Cuma bayangan saja yang terlihat karena bermain didepan layar. Pemain seakan-akan berjalan disebuah dimensi keluar dari visual tersebut dan pada akhirnya pemain hanya terlihat hanya bayangan.
(bayangan penguasa keluar dari visual menuju sebuah level yang sudah tersedia, dan diikuti latar,sebuah ritual/pestapun dimulai dengan diiringi music bebas, sang bayangan menikmati pesta tersebut sampai sang bayangan keluar dari tempat mereka mengadakan ritual/pesta.)
(Tak lama setelah ritual/pesta selesai. Lampu belakang dari visual dimatikan. Dan masuk kebabak berikut).
ini dibuktikan pada kutipan yaitu
3. EPILOG
Bagian penutup pada karya drama untuk menyampaikan atau menafsirkan maksud karya drama tersebut, biasanya berupa kesimpulan cerita yang dipaparkan.Tetapi pada drama ini tidak terdapat epilognya karena tidak semua drama mempunyai epilog.
4. SOLULOKUI
Bagian lain dari naskah drama yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seorang tokoh cerita yang di ucapkan kepada dirinya sendiri baik pada saat ada tokoh lain atau tidak.Pada drama “ Fatamorgana “ ini terdapat ungkapan perasaan tokoh yang ingin merasakan sesuatu yang berbeda karena bosan dengan kenyataan .hal
(20)Marco : “Cogito ergosum. Aku disini karena itu aku ada, apa hubungan antara berpikir tapi tidak ada. Belum kutemukan saat ini. Berpikir tapi tidak ada, apa hubungan belum kutemukan jawabannya.? (emosinya pun semakin memuncak/beringas). Renedeskartes ! bangsat ! kau telah membuatku berpikir ! Bangsat …..apa hubungannya berpikir tapi tidak ada belum kutemukan saat ini. (diapun terisak menangis,karena tidak mengerti dengan perkata’annya itu).
Pernah terpikir dalam diriku, pada suatu hari aku menyadari bahwa aku telah menjalani hidupku semata-mata untuk memenuhi apa yang di tuntut dunia luar dari diriku, dan bukan dari diriku sendiri. (khayalannyapun semakin dalam merasuki alam bawah sadarnya.) aku mengerti dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku tau hidup ini penuh dengan berbagai kemungkinan. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa mengetahuinya. Aku hanya tahu bahwa aku ingin meraskan sesuatu yang berbeda,” ( kesedihan Semakin Merasuki Bathinnya. )
5. ASIDE
Bagian naskah drama yang diucapkan oleh seorang tokoh cerita dan ditujukan langsung kepada penonton dengan pengertian bahwa tokoh lain yang ada di pentas tidak ada yang mendengar.Adapun aside pada drama “ Fatamorgana ” ini yang ditunjukkan pada kutipan :
(lampu padam, lampu belakang layar menyala. Yang muncul Cuma sosok bayangan sambil tertawa dan berkata).
(85) Bayangan : ‘Ha..ha..ha.. begitulah pada akhirnya sebuah obsesi yang tak perlu dipikirkan ha…ha..ha…. renedeskartes bangsat kau ha…ha…ha…bangsat..ha..ha…ha…”
(semua lampu padam)
6.PLOT
Susunan peristiwa yang terpilih dan diatur oleh pengarang secarara logis dalam hubungan sebap akibat, sehingga memebentuk suatu cerita yang utuh dan rangkaian cerita yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita.
Adapun yang terdapat pada drama “ Fatamorgana “ yaitu menggunakan alur lurus karena diceritakan secara kronologis yaitu pertama Marko dibawa masuk keruang pasien kemudian Marco bartemu sosok bayangan dan Marko akhirnya sadar dengan perbuatannya yang tidak bersyukur dengan kecerdasannya.
7.STRUKTUR DRAMATIK ARISTOTELES
Terdiri dari bagian-bagian:
• Eksposisi (awal cerita): Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama, yang dijelaskan dengan marco dibawa masuk ke ruang pasien oleh dokter.hal ini di tunjukkan pada kutipan :
(Dokter dan perawat masuk membawa marco melalui penonton).
(1)Perawat : “Maaf dok, kenapa diruangan ini sangat gelap.?”
(2)Dokter : “Mungkin pak satpam lupa menyalakan lampu, karena akhir-akhir ini banyak maling yang berkeliaran didaerah sini.”
• Komplikasi (penggawatan) : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Yaitu kejadian dimana marco bertemu dengan sosok bayangan mirip dirinya.hal ini ditunjukkan pada kutipan :
(tak tak lama kemudian sebuah suara memecah alam bawah sadarnya).
(21)Bayangan : “Ha…ha…ha… omong kosong…obsesi basi, apakah hubungan kamu kurang romantic dengan dirimu sendiri…! Ha..ha…ha…”
(terkejut dengan sebuah suara yang mengejutkannya).
(22)Marco : “He… siapa yang disana, ayo keluar.” (berteriak)
(23)Bayangan : “Ha…ha…ha… aku adalah bagian dari Kamu, dia dan mereka (jawabnya). Ha…ha…ha…
(iapun semakin takut karena suara menakutkan tersebut).
(24)Marco : “Ku mohon jangan ganggu aku. Aku tidak menginginkan kehadiranmu.”
• Klimaks(puncak konflik): puncak terjadinya masalah yaitu bayangan bartanya kepada marco tentang masalah yang selama ini dihadapi oleh marco.hal ini di buktikan pada kutipan :
(41)Bayangan : “Sudahlah…bolehkan aku bertanya sesuatu..ya..mungkin sedikit private ?”
(42)Marco : “Maksudmu ! (terdiam beberapa saat). Apa yang kamu tanyakan.”
(43)Bayangan : “Yang mau aku tanyakan, kenapa kau menghukum diri/jiwamu sendiri.”
(44) Marco : jiwaku terganggu, karena aku tidak menginginkan kenyataan...
(45)Bayangan : “Ooo…jadi itu masalahnya. Bukankah kamu ingin menikmati keindahan yang ada Disekitar Kamu”
46)Marco : “Alah…itu sangat membosankan. Oleh Sebab itu aku menghukum diri dengan berdiam dalam pikiranku sendiri. Mungkin dengan cara ini aku tak bisa diganggu orang lagi, dengan pertanyaan-pertanyaan yang membosankan, dan bahkan pertanyaan yang sudah sering ditanyakan/diketahui.”
• Resolusi (pemecahan masalah): Isinya hadirnya tokoh penyelamat, yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali.
Pada tahap ini bayangan memberikan solusi atas masalahnya marco agar ia menerima kenyataan hidup ini yang di tunjukkan pada kutipan :
(58)Marco : “Sebagai orang tua/berpengalaman pelajaran apa dari kehidupan ini yang kau ingin anak-anak mu pelajari ?”
(59)Bayangan : “Belajar bahwa mereka tidak bisa membuat siapapun mencintai mereka, apa yang mereka dapat lakukan hanyalah membiarkan mereka dicintai. Belajar bahwa apa yang paling bernilai bukanlah apa yang mereka miliki dalam hidup ini melainkan siapa yang mereka miliki dari hidup ini. Belajar bahwa tidak baik membanding-bandingkan orang lain. Belajar bahwa seseorang yang kaya bukanlah orang yang paling banyak, melainkan orang yang membutuhkan paling sedikit. Belajar bahwa uang bisa membeli segalanya selain kebahagiaan. Belajar memaafkan dengan membiasakan kesediaan untuk memaafkan. Belajar bahwa dua orang yang berbeda bisa melihat sesuatu yang sama dengan pandangan yang amat berbeda. Belajar bahwa seorang teman sejati adalah seorang yang mengetahui segalanya tentang mereka. Belajar bahwa mereka selalu cukup untuk sekedar dimaafkan orang lain, melainkan harus memaafkan.”
(60)Marco : “Terimakasih atas waktunya dan momen yang telah kau berikan.”
• Konklusi (penentuan nasib tokoh-tokoh cerita):isinya tentang nasip para tokoh dalam drama setelah pemecahan masalah.
Pada drama ini marco meminta pada bayangan agar marco bisa seperti bayangan dan bayanganpun mengabulkan permintaan marhko sehingga menjadi bayangan.Yang dibuktikan pada kutipan :
(63)Bayangan ; “Apa yang kau inginkan ?”
(64)Marco : “Bolehkah aku sepertimu ?”
(65)Bayangan : “Sekarangpun kamu sudah jadi aku…(tertawa karena bayangan menjadi marco dan marco jadi bayangan sosok Mereka Langsung Bertukar). Suasana panggungpun berubah menjadi gaduh, lampu panggungpun menjadi berkelap-kelip. (sosokpun tertawa dengan bangganya karena kebebasannya Dari Sosok Bayangnya. Ha…ha..ha”
(66)Marco : “Tidak..tidak…(berteriak karena dia berubah menjadi sosok bayangan. karna hanya butuuh sekejab dia telah jadi sosok, diapun tidak terima dengan kejadian tersebut). “tidak mungkin, kenapa kau lakukan ini.”
(67)Bayangan : “Bukankah ini yang kau mau. Dan aku mengabulkan keinginanmu ha…ha…ha..”
(68)Marco : “Tidak mungkin ini bisa terjadi. Kenapa kau lakukan !”
8. TOKOH CERITA
Pemain/orang yang berperan dalam cerita.
• Bayangan : Sosok penguasa disebuah alam/dimensi yang tak punya ruang dan waktu, hal ini dibuktikan pada kutipan :
(69)Bayangan : “Bukan aku yang melakukan tapi kamu sendiri. Ha…ha…ha… tenanglah perubahan ini hanya sementara saja ha…ha…ha…ha…ha…ha…ha…. Karena aku sangat membutuhkannya…. hahahahahahaha…”
(Marco sedih Karena menjadi sosok bayanga dan sosok-sosok bayangan Membawanya ke tempat alam/dimensi yang tak terbatas waktu dan berteriak histeris).
• Marco :Sosok cerdas, tapi tak bersyukur dengan kecerdasannya. Sosok yang menenggelamkan diri kesebuah alam bawah sadarnya. hal ini dibuktikan pada kutipan :
(9)Dokter : “Sebenarnya orang ini tidak sakit, tapi dia Cuma memindahkan pikirannya kesebuah Alam yang tak terbatas.”
• Dokter : Sosok yang cool dan bias biasa saja . suka menolong kaum dhuafa. hal ini dibuktikan pada kutipan :
(7)Dokter : “Kasihan sekali pasien ini, tidak pernah saya menemukan penyakit seprti ini !.”
• Perawat : Dua sosok pemarah dan kadang tolol. Bijak dan kadang di buat buat . hal ini dibuktikan pada kutipan :
(11)Perawat 1 : “Maksud dokter kamu itu tolol, makanya tidak pernahmengerti,,tau.!”
( Mengejek Perawat )
(12)Dokter : “Sudahlah, kok semua jadi saling mengejek !”
(13)Perawat 1 : “Habis,dia tidak ngerti-ngerti juga dok !”
9. BAHASA
Peranan bahasa merupakan hal sangat penting dalam mengungkapkan isi hati, pikiran, dan perasaan seseorang khususnya pengarang. Pengungkapan hal tersebut akan lebih baik apabila penggunaan bahasa itu ditafsirkan dengan gaya bahasa, yang akan menimbulkan serta memberikan keindahan, kenikmatan, dan perasaan tertentu bagi pembaca.
Bahasa dalam drama “ Fatamorgana “ adalah bahasa keseharian yang wajar,bukan bahasa baku yang kaku.pada drama ini pengarang melukiskan dengansuara yang memecah alam bawah sadar.
(tak tak lama kemudian sebuah suara memecah alam bawah sadarnya).
(21)Bayangan : “Ha…ha…ha… omong kosong…obsesi basi, apakah hubungan kamu kurang romantic dengan dirimu sendiri…! Ha..ha…ha…”
(terkejut dengan sebuah suara yang mengejutkannya).
10. BUAH PIKIRAN ATA IDE CERITA
Merupakan ide dasar yang melatarbelakangicerita dalam drama(masalah, pendapat,dan pesan pengarang).
Disini pengarang memberikan ide dalam cerita pesan yang disampaikan pengarang dalam drama “ Fatamorgana “ini kita harus mensyukuri kenikmatan yang diberikanNYA berupa kecerdasan dan kita tidak boleh menghukum diri sendiri ,yang dijelaskan pada kutipan :
(43)Bayangan : “Yang mau aku tanyakan, kenapa kau menghukum diri/jiwamu sendiri.”
(44) Marco : jiwaku terganggu, karena aku tidak menginginkan kenyataan...
(45)Bayangan : “Ooo…jadi itu masalahnya. Bukankah kamu ingin menikmati keindahan yang ada Disekitar Kamu”
(46)Marco : “Alah…itu sangat membosankan. Oleh Sebab itu aku menghukum diri dengan berdiam dalam pikiranku sendiri. Mungkin dengan cara ini aku tak bisa diganggu orang lagi, dengan pertanyaan-pertanyaan yang membosankan, dan bahkan pertanyaan yang sudah sering ditanyakan/diketahui.”
11.DORONGAN ATAU MOTIVASI
Merupakan unsur yang menjadi alasan atau motivasi perbuatan maupun parcakapan (dialog ).
Dalam drama ini bayangan memberikan dukungan yang ingin menyadarkan marco, yang dijelaskan pada kutipan :
(59)Bayangan : “Belajar bahwa mereka tidak bisa membuat siapapun mencintai mereka, apa yang mereka dapat lakukan hanyalah membiarkan mereka dicintai. Belajar bahwa apa yang paling bernilai bukanlah apa yang mereka miliki dalam hidup ini melainkan siapa yang mereka miliki dari hidup ini. Belajar bahwa tidak baik membanding-bandingkan orang lain. Belajar bahwa seseorang yang kaya bukanlah orang yang paling banyak, melainkan orang yang membutuhkan paling sedikit. Belajar bahwa uang bisa membeli segalanya selain kebahagiaan. Belajar memaafkan dengan membiasakan kesediaan untuk memaafkan. Belajar bahwa dua orang yang berbeda bisa melihat sesuatu yang sama dengan pandangan yang amat berbeda. Belajar bahwa seorang teman sejati adalah seorang yang mengetahui segalanya tentang mereka. Belajar bahwa mereka selalu cukup untuk sekedar dimaafkan orang lain, melainkan harus memaafkan.”
12. LATAR ATAU SETTING
Latar mendukung atau menguatkan tindakan para tokoh cerita. Latar memantapkan peristiwa-peristiwa di dalam cerita atau lakon drama. Latar memberikan pijakan cerita dan kesan realistis kepada pembaca untuk menciptakan suasana tertentu, yang seolah-olah sungguh –sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 1995:17).
• Latar tempat :
Pada drama ini adalah terjadi di sebuah ruang pasien dengan suasana yang mencekam.Berikut analisis latar tempat secara umum yang terdapat pada dialog yang paling atas.
Setting : Sebuah ruang yang di tengah tengahnya dibalut dengan kain yang panjang di bentuk sebuah layar, seperti layar tancap. Dibelakang disediakan tiga buah lampu. Di depan layar terletak beberapa level ditengah dan di samping. Dan sebuah kursi
• Latar waku :
Pada drama “ Fatamorgana “ terjadi pada malam hari karena ruangan gelap dan dokter meminta perawat menyalakan lampunya,yang ditunjukkan pada kutipan :
(Dokter dan perawat masuk membawa marco melalui penonton).
(1)Perawat : “Maaf dok, kenapa diruangan ini sangat gelap.?”
(2)Dokter : “Mungkin pak satpam lupa menyalakan lampu, karena akhir-akhir ini banyak maling yang berkeliaran didaerah sini.”
(3)Perawat : “Occ,,begitu ya. Tapi bukankah tempat ini sangat ditakuti orang banyak?”
(4)Dokter : “Iya,(kata dokter). Tapi tidak semua orang takut kegelapan. Sudah…tidak usah banyak Tanya.”
(merekapun menuju sebuah kursi yang sudah disediakan).
(5)Dokter : “Tolong lampunya kamu nyalakan!”(menyuruh perawat).
(6)Perawat : “Baik dok.”
(lampupun dinyalakan. Dan dokterpun memeriksa marco, dan diapun berkata).
13.AMANAT
Pesan atau nasehat yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita.
Pada drama “ Fatamorgana “ ini pengarang menyampaikan pesan bahwa kita itu harus menerima kenyataan di dunia dan harus mensyukuri kecerdasan yang kita miliki ,pada drama ini ditunjukkan pada kutipan :
(43)Bayangan : “Yang mau aku tanyakan, kenapa kau menghukum diri/jiwamu sendiri.”
(44) Marco : jiwaku terganggu, karena aku tidak menginginkan kenyataan...
(45) ditanyakan/diketahui.”Bayangan : “Ooo…jadi itu masalahnya. Bukankah kamu ingin menikmati keindahan yang ada Disekitar Kamu”
(46)Marco : “Alah…itu sangat membosankan. Oleh Sebab itu aku menghukum diri dengan berdiam dalam pikiranku sendiri. Mungkin dengan cara ini aku tak bisa diganggu orang lagi, dengan pertanyaan-pertanyaan yang membosankan, dan bahkan pertanyaan yang sudah sering
diposkan oleh Erna Dumiarini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar